Sama’ Tarian Cinta Rumi

pic1359.jpgDi ruangan itu sekelompok orang berseragam putih-putih yang disebut darwis bersiap. Mereka membungkuk hormat lalu membentuk barisan. Gendang ditabuh, seruling ditiup. Para darwis itu menyilangkan tangannya ke bahu. Kaki mereka merapat, lalu mulai berputar. Tumit kaki dijadikan tumpuan secara bergantian, sedang kaki lain dijadikan pemutar. Putaran itu makin lama makin cepat. Hingga para darwis itu larut dalam tariannya.
Itulah sedikit gambaran tentang tarian gasing (sama’) yang diciptakan Rumi. Konon inspirasi tarian ini datang dari seorang pandai besi. Suatu hari, ketika Rumi mendengar pukulan tempaan besi itu, ia seolah mendengar nama Tuhan. Spontan Rumi berputar sambil menyenandungkan syair-syair. Tarian itu kelak ditiru oleh murid-muridnya, dan menjadi salah satu ciri Tarekat Maulawiyah yang didirikannya bersama sahabatnya, Syaikh Hasamuddin.
Samâ’ bagi pengikut tarekat ini dianggap sebagai cara membimbing setiap individu untuk membuka jalan jiwanya menuju Tuhan.
William C. Chittick dalam buku berjudul Sufism: A Short Introduction, mengatakan tujuan samâ’ adalah memperkuat zikir kepada Allah. Bagi penari samâ’, musik adalah bahasa rahasia, tanda-tanda Tuhan yang bersinar dan dapat didengar.
Ada tiga unsur penting yang menjadi karakteristik samâ’: pikiran, hati (lewat ekspresi perasaan, puisi dan musik), dan tubuh (dengan menggerakan kehidupan lewat putaran).
Kini tarian ini menjadi ciri  Tarekat Maulawiyah Rumi yang tersebar ke berbagai penjuru dunia.

  1. #1 by unusss on 12 Februari 2009 - 21:26

    saya heran dengan orang2 yang mengharamkan musik.
    apakah mereka belum mengetahui Jalaluddin Rumi ?

    menurut anda tentang musik dan hadist2 yang mengharamkan musik ?

    reply ke email saya.
    terimakasih.

  2. #2 by didi djunaeedi on 9 Mei 2009 - 13:20

    alangkah indahnya tarian rumi

  3. #3 by MicyiYro4 on 11 Mei 2010 - 17:30

    Awesome idea. I like it. Thanks for posting

Tinggalkan komentar